Pada perkembangan Tasawuf, ada seorang sufi yang
sangat terkenal pada masanya. Ketenarannya tidak hanya dikalangan umat Muslim
saja akan tetapi pada umat non-Muslim juga sering diakui sebagai bagian dari
mereka. Sufi itu adalah Ma’ruf al-Karkhi, nama lengkapnya adalah Abu Mahfudh
Ma’ruf bin Fairuz al-Kurkhi / al-Karkhi (w. 200H./815M.). Perihal nisbah beliau
al-Kurkhi atau al-Karkhi tidak diketahui alasan yang pasti. Akan tetapi
diyakini bahwa al-Kurkhi atau al-Karkhi adalah : (1) nama sebuah kawasan di Irak
Timur, (2) nama sebuah pemukiman di Kota Baghdad. Di tempat inilah sufi itu
menetap hingga wafat.
Ma’ruf al-Karkhi dilahirkan dari keluarga Nashrani.
Sejak kecil Ma’ruf dididik di lingkungan Romo dan dibekali dengan kepercayaan
Nashrani. Ada sebuah kejadian yang menarik dari Ma’ruf al-Karkhi ini, yaitu
ketika ada seorang Romo yang sedang mengajarkan tentang Tuhan dan menyatakan
bahwa “Allah itu satu dari Trinitas”. Pada saat itu juga Ma’ruf menolak
terhadap pernyataan tersebut, dan dia menyatakan bahwa Allah itu Maha Esa dan
tidak dalam Trinitas. Karena pernyataannya itu melawan kepercayaan Gereja dan
Romo tersebut, maka Ma’ruf diusir dari lingkungan Gereja, kemudian dia
memutuskan untuk mengembara dan mencari sebuah kebenaran. Pada pengembaraannya
itu bertemu dengan seorang Imam dari sekte Syi’ah Imamiyyah, yaitu Imam Ali bin
Musa al-Ridha. Pada Imam Ali Musa ar-Ridha inilah dia belajar tentang banyak
hal, dan pada akhirnya beliau menyatakan masuk Islam di hadapan Imam Ali bin
Musa tersebut.
Perlu diketahui bahwasanya Imam Ali bin Musa
al-Ridha ini adalah keturunan Ahlulbait, dan beliau dipercayai sebagai Imam
kedelapan dari sekte Syi’ah Imamiyyah. Dan para Imam yang ada pada sekte
Imamiyyah ini adalah : (1) Ali bin Abi Thalib, (2) Hasan bin Ali, (3) Husein
bin Ali, (4) Ali Zainal Abidin, (5) Muhammad al-Baqir, (6) Ja’far as-Shadiq,
(7) Musa al-Khadim, (8) Ali ar-Rdha, (9) M. al-Jawwad, (10) Ali al-Hadi, (11)
Hasan al-‘Askari, (12) dan M. al-Mahdi. Imam Ali ar-Ridha memberikan pengajaran
terpenting kepada Ma’ruf al-Karkhi, yaitu sebuah tradisi Intelektual dan
tradisi Spiritual atau Ibadah.
Ketika sekian lama beliau belajar bersama dengan
Imam Ali bin Musa al-Ridha, maka semakin kuatlah keimanan dan keyakinan beliau
tehadap Islam. Maka beliau sudah mulai dipandang sebagai seorang yang mempunyai
intelektual yang cerdas dan menjadi seorang sufi. Pada suatu ketika kedua orang
tua Ma’ruf al-Karkhi sangat merindukannya, dan menginginkan beliau untuk
kembali kepada mereka. Karena kerinduan kedua orangtuanya itu, maka terjadilah
kontak batin antara beliau dengan Ibunya. Dengan perasaan itu maka beliau
kembali kepada keluarganya dan bertemu dengan orang tua beliau. Setelah itu
beliau ditanya oleh orang tuanya, Engkau beragama apa? Maka beliau menjawab :
“Aku memeluk Agama yang suci”. Karena orang tuanya berjanji akan mengikuti
Agama yang dipeluk oleh anaknya sebelum beliau merantau dan mencari kebenaran,
maka ketika beliau mendapatkan Agama yang lurus menurut beliau maka orang
tuanya ikut masuk kepada Agama tersebut. Setelah mendengar itu kedua
orangtuanya berpindah Agama dari agama Kristiani kepada Agama Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar